Monday, October 17, 2016

Students Need to Know How The Debating is

Posted by Unknown at 10:42 PM







Debat adalah kegiatan adu argumentasi antara dua pihak atau lebih, baik secara perorangan maupun kelompok, dalam mendiskusikan dan memutuskan masalah dan perbedaan. Secara formal, debat banyak dilakukan dalam institusi legislatif seperti parlemen, terutama di negara-negara yang menggunakan sistem oposisi. Dalam hal ini, debat dilakukan menuruti aturan-aturan yang jelas dan hasil dari debat dapat dihasilkan melalui voting atau keputusan juri. Contoh lain debat yang diselenggarakan secara formal adalah debat antar kandidat legislatif dan debat antar calon presiden/wakil presiden yang umum dilakukan menjelang pemilihan umum.

Debat kompetitif adalah debat dalam bentuk permainan yang biasa dilakukan di tingkat sekolah dan universitas. Dalam hal ini, debat dilakukan sebagai pertandingan dengan format yang jelas dan ketat antara dua pihak yang masing-masing mendukung dan menentang sebuah pernyataan. Debat disaksikan oleh satu atau beberapa orang juri yang ditunjuk untuk menentukan pemenang dari sebuah debat. Pemenang dari debat kompetitif adalah tim yang berhasil menunjukkan pengetahuan dan kemampuan debat yang lebih baik.

Manfaat Debat
Apa pentingnya debat? Dalam suatu perdebatan yang sehat minimalnya ada tiga manfaat yang dapat kita peroleh. Berpikir, refleksi diri dan kerendahan  hati
1. Berpikir. Berpikir itu merupakan kegiatan kognitif. Semua orang melakukan kegiatan berpikir. Sekolah tidak sekolah, semuanya berpikir. Kata Descartes “saya berpikir, maka saya ada”. Dalam hal ini debat dapat dijadikan sebagai media latihan yang dapat membantu kita untuk bisa berpikir secara sistematis, kritis dan analitis.

2. Kerendahan hati. Tidak jarang kita menemukan suatu perdebatan berakhir dengan Chaos. Ini terjadi karena semua pihak merasa benar. Dalam perdebatan sikap rendah hati akan membawa kita melihat bahwa lawan bicara kita adalah sesama manusia yang harus dihargai. Bukan sebagai musuh yang argumennya harus dibunuh. Sikap arogan adalah sikap primitive yang sangat berbahaya bagi dunia intelektual dan akademisi.  

3. Refleksi dan aktualisasi  diri. Dalam berdebat, kita dilatih untuk melakukan aktualisasi diri. Memaknai bahwa setiap argumen kita bertujuan untuk membuktikan kebenaran bukan membuktikan siapa yang menang. Inilah bentuk kedewasaan diri yang akan mengubah hidup kita. Proses refleksi diri ini harus berlangsung secara sadar dengan melibatkan tiga unsur: kognitif, perasaan dan perilaku. Menyadari kenapa anda bisa berpikir demikian, menyadari bagaimana perasaan anda ketika lawan bicara menyampaikan argumennya dan bagaimana hal tersebut mempengaruhi diri anda, dan menyadari perilaku anda terhadap lawan bicara, apakah perilaku anda terhadap lawan bicara sudah sesuai dengan nilai-nilai Islam atau tidak.

Debat kompetitif dalam pendidikan
Tidak seperti debat sebenarnya di parlemen, debat kompetitif tidak bertujuan untuk menghasilkan keputusan namun lebih diarahkan untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan tertentu di kalangan pesertanya, seperti kemampuan untuk mengutarakan pendapat secara logis, jelas dan terstruktur, mendengarkan pendapat yang berbeda, dan kemampuan berbahasa asing (bila debat dilakukan dalam bahasa asing).

Namun, beberapa format yang digunakan dalam debat kompetitif didasarkan atas debat formal yang dilakukan di parlemen. Dari sinilah muncul istilah "debat parlementer" sebagai salah satu gaya debat kompetitif yang populer. Ada berbagai format debat parlementer yang masing-masing memiliki aturan dan organisasinya sendiri.

Menurut sumber Wikipedia.org kejuaraan debat kompetitif parlementer tingkat dunia yang paling diakui adalah World Universities Debating Championship (WUDC) dengan gaya British Parliamentary di tingkat universitas dan World Schools Debating Championship (WSDC) untuk tingkat sekolah menengah atas.

Kompetisi debat bertaraf internasional umumnya menggunakan bahasa Inggris sebagai pengantar. Tidak ada bantuan penerjemah bagi peserta manapun. Namun, beberapa kompetisi memberikan penghargaan khusus kepada tim yang berasal dari negara-negara yang hanya menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa kedua.

Debat Kompetitif di Indonesia
Masih menurut wikipedia.org, di Indonesia sendiri, debat kompetitif sudah mulai berkembang, walaupun masih didominasi oleh kompetisi debat berbahasa Inggris. Kejuaraan debat se-Indonesia yang pertama adalah Indonesian Varsity English Debate (IVED) 1998 di Universitas Indonesia. Hingga kini, kedua kompetisi tersebut diselenggarakan setiap tahun secara bergilir di universitas yang berbeda.

Sejak 2001, Indonesia telah mengirimkan delegasi ke WSDC. Delegasi tersebut dipilih setiap tahunnya melalui Indonesian Schools Debating Championship (ISDC) yang diselenggarakan oleh Departemen Pendidikan Nasional bekerjasama dengan Association for Critical Thinking (ACT).

Format World Schools
Format yang digunakan dalam turnamen World Schools Debating Championship (WSDC) dapat dianggap sebagai kombinasi BP dan Australs. Setiap debat terdiri atas dua tim, Proposisi dan Oposisi, beranggotakan masing-masing tiga orang. Urutan pidato adalah sebagai berikut:
Pembicara pertama Proposisi - 8 menit
Pembicara pertama Oposisi - 8 menit
Pembicara kedua Proposisi - 8 menit
Pembicara kedua Oposisi - 8 menit
Pembicara ketiga Proposisi - 8 menit
Pembicara ketiga Oposisi - 8 menit
Pidato penutup Oposisi - 4 menit
Pidato penutup Proposisi - 4 menit

Pidato penutup (reply speech) dibawakan oleh pembicara pertama atau kedua masing-masing tim (tidak boleh pembicara ketiga) dan didahului oleh pihak Oposisi dan ditutup oleh pihak Proposisi. Aturan untuk interupsi (Points of Information-POI) mirip dengan format BP. POI hanya dapat diberikan antara menit ke-1 dan ke-7 pidato utama dan tidak ada POI dalam pidato penutup. Di Indonesia, format ini digunakan dalam kejuaraan Indonesian Schools Debating Championship (ISDC).

source : http://www.smatrensains.com/2015/11/lomba-debat-pelajar-trensains-perkasa.html

0 comments:

Post a Comment

 

Study On Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review